Powered By Blogger

Rabu, 10 Maret 2010

Nasihat Agung bagi Wanita Muslimah


Oleh: Amimah Hasan Ahmad Muhammad Hasan
Istri Syaikh Ayman Adh-Dhowahiri hafizhahumalloh


Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, Shalawat dan Salam semoga terlimpah kepada Pemuka Para Rasul Sayyiduna Muhammad SAW dan keluarga beliau beserta para sahabat dan orang-orang yang diberi petunjuk dengan petunjuk beliau dan mengikuti jejak beliau hingga Hari Pembalasan kelak.

Saudari-saudari ku, Para Akhwat Muslimah yang mulia.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sudah lama saya merasa terbebani untuk bisa mengungkapkan kepada kalian apa yang sedang dialami oleh Umat Islam saat ini mulai, dari peristiwa-peristiwa besar hingga situasi-situasi yang sulit, akan tetapi keadaan saya dan kalian jauh berbeda. Dan inilah saatnya saya berbicara kepada saudari-saudariku yang terhormat, akan tetapi akan saya mulai untuk Keluarga dan Sanak Saudara di Negeri kami yang tercinta. Saya katakan kepada mereka: Kami di sini dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam naungan nikmat Allah SWT, hati dan jiwa kami selalu bersama kalian walau jarak jauh membentang diantara kita.

Beginilah dunia, pertemuan dan perpisahan akan senantiasa menyelimuti kita dan kami menganggap saya berada dalam kebenaran sedang kebenaran tersebut telah memanggil kami, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Qs. Ali Imran 139).

Semoga kita bias bertemu kembali tak lama lagi Insya Allah karena sesungguhnya kemudahan Allah telah dekat dan jika pertolongan-Nya telah datang maka tidak ada yang bias menghalanginya dengan izin-Nya Ta’ala.

Dan setelah keluarga dan kerabat, saya tujukan kata-kata saya ini untuk para Akhwat terhormat dalam Umat Muslim kita yang berharga. Saya khususkan untuk menyebut Akhwat kita yang tercinta yang sedang ribath di Tanah Jihad di belahan dunia, dan Para Ibu kita yang telah mempersembahkan sebagian hati mereka fie Sabilillah dan dalam menolong diennya. Oleh karena itu mereka tak pernah takut dan bosan untuk menolong Dien ini, berapa banyak mereka persembahkan Para Suami, Anak-anak dan Saudara, berapa banyak pula mereka diuji fie Sabilillah, maka keadaan kami semua dalam keadaan yang serupa.

Para wanita yang sedang ribath dan berjihad serta diuji fie Sabilillah, mereka mempersembahkan apa yang mereka miliki untuk mereka korbankan akan tetapi –dan Allah lah yang tiada ilah selain-Nya- semua itu tidak bahkan tidak akan menyurutkan satu langkah pun dalam membela Dien kita ini walaupun apa saja telah kita alami di jalan ini seperti kehilangan orang yang tercinta dan jauh dari sanak saudara, akan tetapi –walaupun begitu- kami tidak mendapatkan kecuali manisnya apa yang kami alami dan ridha terhadap Rabb kami yang telah memuliakan kami dan menyucikan kami dengannya tanpa ibadah lainnya yaitu dengan memberi rizki kami untuk bias berjihad fie sabilillah, membela dien-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Akan tetapi di tengah ujian yang menghadang, kami masih mampu untuk bisa bertahan hidup atas kemulian dan karunia dari Allah SWT.

Saudari-saudari ku yang tercinta dan terhormat,

Teguh, teguh di jalan ini -jihad- dan kami tidak akan bisa dihentikan oleh kekuatan super power maupun aliansi Negara-negara karena Allah Azza wa Jalla bersama kami, Dia lah cukup bagi kami dan kami serahkan semuanya pada-Nya, kami pun tidak akan pernah takut kepada siapapun juga kecuali kepada-Nya SWT. Dan kami dengan apa saja yang kami hadapi selama ini –Alhamdulillah- tetap teguh dan gembira dengan apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam firman-Nya:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).

Kemenangan sudah dekat dengan izin Allah, dan Rabb kami tidak akan pernah lalai dengan janji-Nya Insya Allah, entah itu dengan Kemenangan maupun dengan syahadah (mati syahid), keduanya lebih manis dari yang lain. Dan kami tidak akan pernah muundur dari membela Dien kami karena itu lebih berharga bagi kami.

Saya mengharap kepada Allah untuk diberikan kesabaran bagi kami dan saudari-sadari kami di penjuru dunia –terutama di bumi ribath seperti Palestina, Irak, Chechnya, Afghanistan dan Somalia- serta keteguhan hingga ajal menjemput, entah itu dengan kemenangan maupun syahadah.

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Qs. Yusuf 21).

Saya ingatkan diri saya sendiri dan para akhwat muslimah yang tercinta terhadap para Shahabiyah Mukminah yang berjihad dan berhijrah, merekalah sebaik-baik tauladan bagi kita, dari merekalah kami mencontoh dan dengan mereka lah kami menghibur diri karena berapa banyak ibroh dan ketetapan yang bisa kita ambil dari siroh mereka harum. Mereka tidak pernah mundur dan bosan dalam mengabdi kepada Dien kita ini dan kami –Insya Allah- dalam jalan mereka. Sebaik-baik tauladan bagi kami adalah Sayyidah Khodijah ra. Saat beliau menolong Rasulllah SAW dalam menjalankan dakwahnya dan berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya karena engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menolong yang lemah dan membela kebenaran”

Begitu pula Sayyidah Shofiyah ra, beliau adalah wanita yang pemberani, saat Kaum Yahudi melewati sebuah benteng kaum muslimin dan kemudian mengepungnya sedangkan ketika itu kaum muslimin sedang menghadapi musuh-musuh mereka di garis depan, maka beliau ra segera turun dan membunuh seorang Yahudi dengan sebuah tongkat tanpa ada rasa takut dan cemas. Sungguh beliau ini lebih pemberani dari pada kebanyakan para lelaki pada zaman ini.

Begitu pula Sayyidah Ummu ‘Imaroh ra saat melindungi Rasulullah SAW pada Perang Uhud dan terluka dengan 12 luka serta terputus tangan beliau ketika Perang Yamamah dengan 11 luka di selain tangan beliau.

Maka dari mereka lah kami mencontoh dalam membantu suami-suami kami untuk menegakkan kebenaran serta dalam keberanian dan pengorbanan karena kami tidak takut kepada siapapun kecuali hanya Allah SWT.

Adapun Risalah saya yang kedua, saya tujukan kepada Para Akhwat Muslimah yang ditahan di Penjara-Penjara Thoghut:

Saya katakan kepada mereka:

Kalian berada dalam hati kami dan tidak akan pernah kami lupakan karena Insya Allah kami tidak akan menyurutkan kesungguhan kami untuk membebaskan kalian. Kalian adalah harga diri kami dan kami adalah saudari kalian yang tidak akan pernah menyerah selamanya dan Allah mengetahui bahwa kami senantiyasa berdoa supaya Allah menjaga kalian dari segala kejahatan dan keburukan serta membebaskan kalian.

Risalah yang ketiga ini saya tujukan kepada Seluruh kaum Muslmah di Dunia:

Pertama-tama saya serukan kepada mereka untuk senantiyasa beriltizam kepada Hukum-hukum Islam secara keseluruhan karena di dalamnya ada kebahagiaan di dunia dan kemenangan di akhirat dan khususnya untuk beriltizam terhadap Hijab, karena itu adalah pertanda seorang Muslimah yang mengabdi kepada Rabbnya dan Taat terhadap perintah-perintah Nya dan jika ia meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah taat kepada Syaithon, sebagaimana kalian ketahui wahai Para Akhwat Muslimah sesungguhnya Penentangan terhadap Hijab adalah termasuk Peperangan besar yang terjadi anata Islam dan Kafir. Orang-orang kafir yang jahat itu menginginkan agar Para wanita melepaskan diennya dan yang pertam-tama bisa melepaskan oleh seorang wanita adalah penampilan dan pelindungnya, karena jika seorang wanita sudah bisa lepas dari penampilan dan pelindungnya maka dengan mudah akan melepaskan pula dien nya yang lain.

Maka wajib bagi seorang wanita Muslimah untuk memperhatikan hal ini baik-baik.

Sebagaimana kalian ketahui pula wahai Para Akhwat Muslimah bahwa barat tidak menginginkan kalian tidak lain hanya untuk menjadikan kalian barang dagangan yang bisa dijual dan menghapus cirri khas keislaman dari diri kalian. Dan Hijab bagi seorang wanita muslimah adalah ciri khas pertama dari ciri-ciri keislaman yang ada karena didalamnya ada kehormatan, kesucian dan pelindung kalian.

Dunia Barat Kafir tidak menginginkan kalian beriltizam terhadap hijab karena iltizamnya seorang wanita terhadap hijab akan bisa menyingkap kebobrokan mereka dan menghinakan akhlak mereka serta melemahkan perkumpulan mereka, maka kemudian Barat Kafir tersebut mulai memperdagangkan para wanita dan menggambarkan bahwa seorang wanita itu adalah barang dagangan yang murah dan bagi mereka wanita itu tidaklah terlindungi dan tidak pula terhormat akan tetapi wanita itu bagi mereka adalah sarana dalam bisnis kotor dan kemaksiatan. Na’udzubillah mindzalik dari ini semua.

Ketahuilah bahwa seorang Wanita Muslimah yang berhijab itu terlindungi kesuciannya dan terhormat di dalam maupun di luar rumah, ia adalah permata yang tersembunyi dan mutiara yang berharga, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (Qs Al-Ahzab 59).
Ini adalah firman Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya SAW untuk menasehati istri-istri beliau, putri-putri beliau dan kaum muslimah sekalian , maka oleh karena itu wajib bagi kita wahai saudariku mukminah untuk beriltizam kepada hijab syar’i dan itu lebih baik bagi kita dalam dien maupun kehidupan dunia.

Kedua kalinya saya wasiatkan kepada saudariku muslimah untuk mendidik anak-anak mereka untuk taat kepada Allah SWT dan mencintai Jihad fie sabilillah serta memotivasi para ikhwan, para suami dan anak-anak untuk mempertahankan tanah kaum muslimin dan kekayaannya serta mengembalikannya dari tangan para penjarah yang telah menjarah negeri-negeri kaum muslimin dan merampas kekayaannya, begitu pula untuk menyadarkan umat Islam untuk berlepas diri dari orang-orang ingin bersekutu dengan musuh dan orang-orang yang lalai di bumi Islam.

Saya wasiatkan kepada mereka juga untuk membantu para mujahidin dengan doa dan harta serta membantu mujahidin yang terluka dan para tawanan dengan harta dan penghidupan bagi anak-anak dan istri-istri mereka karena mereka sangat membutuhkan orang-orang yang membantu kebutuhan hidupnya.

Saya ingatkan para akhwat deangan sabda Nabi SAW:

"الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ"

“Puasa adalah perisai, dan sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi, beliau berkata: Hadist Hasan Shohih).
Saya ingatkan pula dengan sabda Nabi SAW:

يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ"

“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian, karena aku melihat wanita adalah yang paling banyak dari penghuni neraka” (HR Bukhari).

Saya tekankan pula bagi para akhwat muslimah di belahan dunia bahwa peranan wanita muslimah sangatlah penting sekali dalam amal islami, karena wanita itu adalah saudara kandung para lelaki, maka wajib bagi bagi wanita muslimah untuk berusaha bersama para lelaki untuk membela dien dan bangsanya dengan jiwanya, apabila belum mampu maka dengan hartanya dan jika belum mampu maka dengan dakwah di jalan diennya yaitu dengan berdakwah kepada para akhwat muslimah di masjid-masjid, di sekolah, pesantren dan rumah, jika belum mampu juga bisa lewat media internet, kalian bisa berdakwah dengan menulis di dalamnya dan menyebarkannya serta menyebarkan dakwah-dakwahnya para mujahidin dan insya Allah akan sampai dan akan kalian dapati telinga-telinga yang mendengarkan serta hati-hati yang berteriak. Maka saya berharap dari kalian wahai para akhwat muslimah untuk tidak mundur dan bosan-bosannya untuk membela dien kita ini dengan wasilah apapun jua semampu kita.

Sering kali ada pertanyaan tentang apa peran para wanita dan jihad sekarang ini, maka saya katakan: Sesungguhnya Jihad (pada hari ini -pent.) adalah Fardhu ‘Ain bagi setiap Muslim dan Muslimah, akan tetapi jalan untuk menuju peperangan bukanlah hal yang mudah bagi wanita karena dibutuhkan adanya mahrom karena seorang Muslimah itu wajib harus beserta mahromnya apabila dalam perjalanan hingga kembali, akan tetapi kita pun tetap harus membela dien kita ini dengan berbagai macam jalan yang ada, dan kita harus mempersiapkan diri kita dalam menolong para Mujahidin, apapun yang mereka butuhkan dari kita, kita harus siap memenuhinya, entah itu berupa bantuan dengan harta, pelayanan bagi mereka, bantuan berupa informasi, pendapat dan ikut serta dalam peperangan ataupun bahkan hingga amaliyah istisyhadiyah. Berapa banyak Para Muslimah yang melakukan amaliyah istisyhadiyah di Palestina, Irak, dan Chechnya hingga bisa menewaskan para musuh dan mengantarkan mereka kepada kekalahan. Kami berharap semoga Allah menerima amalan mereka dan mendapatkan kebaikan.

Akan tetapi peran kita yang terpenting adalah –semoga Allah menerima amalan kita ini- menjaga Para Mujahidin yaitu dengan menjaga anak-anak mereka, tempat tinggal mereka dan rahasia-rahasia mereka, serta membantu mereka dengan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.

Ketahuilah bahwa para akhwat yang sedang hijrah disini –bagi Allah lah segala puji dan anugerah- mereka sedang menjalankan peranan yang besar dalam ruang lingkup hal ini. Mereka senantiasa diselimuti kesabaran, keteguhan, keberanian, zuhud terhadap dunia dan cinta akan akhirat yang mereka dambakan di tengah kesempitan hidup yang mereka hadapi yang berupa kehilangan suami, anak dan orang tua, tempat tinggal yang berpindah-pindah, bahkan sebagian mereka ada yang diuji dengan menjadi tawanan, akan tetapi mereka tetap sabar dan mengharap kepada Allah semata, bagi Allah lah segala puji dan anugerah.

Sebagai penutup saya ingatkan Para Akhwat sekalian bahwa Ajal dan Rizqi itu sudah tertulis di sisi Allah dan Jihad itu tidak mempercepat Ajal maupun mengurangi rizqi. Sesungguhnya Jihad pada hari ini menjadi Fardhu ‘Ain, karena musuh bule kafir telah menjajah Negeri Kaum Muslimin dan tempat suci yang tiga (Makkah, Madinah dan Al-Aqsha –pent.) dibawah control dan jajahan mereka, begitu juga kaum muslimin telah dikuasai oleh Penguasa Murtad, sedangkan Para Ulama telah berijma’ tentang wajibnya menumbangkan kemurtadan.

Sebagaimana perkataan Syahidul Islam –sebagaimana kita harapkan- Asy Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah bahwa sesungguhnya Jihad hukumnya telah menjadi Fardhu ‘Ain bagi seluruh Umat Islam sejak jatuhnya kekuasaan di Andalusia.

Begitu pula para komandan mujahidin juga menyerukan kepada Umat Islam untuk berangkat ke medan-medan Jihad, maka bagi kita kaum muslimah yang tercinta supaya jangan sampai ketinggalan dalam melaksanakan Kewajiban Syar’ie ini, serta mengobarkan semangat jihad kepada yang lain.

Saya kabarkan kepada kalian bahwa Jihad ini sedang berada dalam kemenangan dan kesuksesan dan ketahuilah bahwa Media Barat yang walaupun memberikan pernyataan tentang kerugian Armada Salibis dan Yahudi di banyak medan-medan Jihad akan tetapi sesungguhnya hal itu adalah sebagian kecil dari yang sebenarnya serta menyembunyikan sebagian besar fakta yang ada, maka hendaklah kalian berpedoman kepada Media Mujahidin yang memberikan fakta langsung dari lapangan serta menyingkap kebohongan Media Barat.

Dan inilah kami di depan kalian yang masih diberikan kehidupan dan menunjukkan ketidakberdayaan Para Salibis. Jauh sebelum 8 tahun yang lalu sejak dimualinya Perang Salib, kami masih –dengan idzin Allah- bisa berjihad dari Chechnya hingga Maghrib Islami (Maroko), maka bertaqwalah kalian dengan pertolongan Allah yang telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah” (Qs. An-Nisa’ 76).

Kemudian saya serahkan kalian dalam penjagaan Allah dan lindungan-Nya dan akhir kata Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam dan Salawat Allah teruntuk Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Minggu, 21 Februari 2010

Makar Musuh Menyelinap Ke Dalam Tubuh !!!

Masih ingat dengan Watsiqat Tarsyid Al-Amal Al-Jihadi fi Mishra wal Alam karya Abdul Qadir Abdul Aziz? Ya, karena mantan petinggi Jamaah Jihad Mesir itu sempat membuat geger dunia jihad internasional. Pasalnya, dalam tulisan tersebut, Abdul Qadir Abdul Aziz mengkritisi beberapa langkah Al-Qaidah. Gayung pun bersambut. Ayman Zawahiri, sesama tokoh Jihad asal Mesir pun harus turun bicara. Meski ini bukan karya pertama yang mengkritisi Al-Qaidah, namun baru kali ini Ayman mengomentari pemikiran Abdul Qadir Abdul Aziz. Fenomena ini turut memperhangat cuaca pemikiran jihad di tanah air. Kalangan yang cenderung kritis terhadap Al-Qaidah, misalnya kelompok Sabili, menerbitkan taraju’ tersebut dalam edisi Indonesia. Sementara pihak yang pro, cukup aktif menyebarkan bantahan Aiman berbagai media.

Lupakanlah hiruk-pikuk akibat rilis Watsiqat itu. Beralihlah ke statemen Abu Yahya Al-Libbi. Dalam sebuah rilis video berdurasi sekitar 40 menit, salah satu dari dua orang yang berhasil kabur dari penjara Bagram bersama Umar Al-Faruq—rahimahullah—juga memberikan tanggapan yang sekilas tampak sama dengan komentar petinggi Al-Qaidah lainnya. Namun, satu kesimpulan cukup menarik ia tegaskan di dalamnya. Al-Libbi menganggap bahwa rilis buku tersebut (Watsiqat) merupakan bagian dari makar musuh. Tujuannya, menurut Al-Libbi sudah jelas. Membuat mujahidin sibuk dengan perdebatan, tanggapan dan bantahan sehingga lalai dari amal-amal jihad sesungguhnya, yaitu berjihad melawan musuh yang nyata. Yang juga menarik, Al-Libbi sama sekali tidak mencela Abdul Qadir Abdul Aziz. Ia tidak menyebut mantan tokoh Jamaah Jihad itu sebagai “penulis,” namun menyebut buku tersebut sebagai sesuatu “yang disandarkan” (mansubah) kepada Syaikh Abdul Qadir. Meski beredar video Syaikh Abdul Qadir merilis resmi Watsiqat tersebut. Bahkan, dalam menyebut nama Abdul Qadir pun Al-Libbi menambahinya dengan doa kebaikan: “farrajallahu lahu.”

Ini menegaskan keyakinan Al-Libbi bahwa buku tersebut, sekali lagi, merupakan bagian dari konspirasi besar melawan jihad dan mujahidin. Boleh jadi, Watsiqat tersebut tidak ditulis oleh Abdul Qadir—meski yang bersangkutan merilis video saat launching buku tersebut. Kalaupun iya, tak lepas dari konspirasi dan campur tangan musuh. Sebuah kejelian dalam memandang sesuatu lebih utuh dan mendalam, tidak sekadar larut perbantahan dan asal debat. Tentu, di samping menunjukkan ketinggian akhlak seorang mujahid yang tetap berusaha menjaga kehormatan sesama muslim, dengan tidak menyerang pribadinya. Wacana dibantah dengan wacana, tak sampai menohok karakter dan kepribadian seseorang. Lain dengan kondisi lokal kita, di mana sosok yang tidak jelas dengan mudah melemparkan tuduhan dan fitnah kepada tokoh-tokoh gerakan jihad Indonesia—entah lewat internet atau selebaran gelap—menyanjung satu tokoh dan menghujat tokoh lain. Sebuah perubahan cuaca gerakan yang sangat drastis dan mencurigakan, sehingga patut diduga menjadi bagian dari operasi intelijen musuh dalam rangka character assassination (pembunuhan karakter) tokoh-tokoh tertentu.(1)

Menciptakan suasana hiruk-pikuk penuh perbantahan dan perdebatan di kalangan mujahidin hanyalah satu dari sekian makar musuh-musuh Islam. Dalam video yang sama, Al-Libbi mengungkapkan dua makar lain. Pertama, penggunaan senjata untuk membunuh para mujahidin. Pertempuran face to face, mengerahkan segenap mesin-mesin perang untuk memberangus mujahidin. Sebuah tindakan nyata yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan oleh siapapun, sebagaimana hari ini terjadi di Iraq, Afghanistan dan bumi jihad lainnya. Kedua, bersifat tersembunyi—sama seperti penciptaan suasana hiruk pikuk di atas, lebih kepada aksi intelijen. Yaitu, menyewa ulama-ulama suu’ agar mau mendeligitimasi jihad. Muncullah penafsiran-penafsiran aneh yang memandulkan makna jihad sehingga menyeleweng. Meski cukup efektif dalam mempengaruhi sebagian kaum Muslimin di satu sisi, di sisi lain terjadi kanalisasi pemikiran yang cukup kentara. Hanya manjur di kalangan awam, sementara ahlul ilm dan orang-orang yang jujur dapat membedakan mana fatwa pesanan dan mana yang bukan.

Selain tiga hal di atas yang di urai Al-Libbi, setidaknya masih tersisa dua hal yang menjadi strategi musuh dalam memberangus jihad dan mujahidin. Pertama, operasi sosial dengan penyebaran opini plus sedikit tekanan (intimidasi) sebagai senjata utama. Bagaimana menciptakan lingkungan sosial yang tidak mendukung jihad dan mujahidin. Sosok mujahid dicitrakan sebagai tukang pembuat onar dengan julukan teroris. Contoh kongkritnya belum lama kita rasakan saat pemakaman jenazah Urwah dkk—rahimahumullah. Betapa masyarakat yang sebenarnya adem-adem saja tiba-tiba disulut seolah benar-benar membenci para “teroris” tersebut. Rangkaian berita yang dimuat di media massa waktu itu sama sekali tidak mencantumkan rekayasa dan intimidasi oknum-oknum tertentu. Masyarakat dikondisikan sedemikian rupa untuk menjauhi jihad dan mujahidin. Sayangnya, pada saat berbarengan, terkadang para aktivis justru—entah mengapa—berucap dan bertindak kontra-produktif, yang malah membuat masyarakat lari dan membenci mereka. Klop sudah.

Terakhir, virus internal yang seringkali tidak disadari oleh kalangan aktivis jihad: infiltrasi dan provokasi. Musuh sengaja membantu mematangkan sebuah rencana aksi jihad, memprovokasi sebagian mujahidin untuk melakukan aksi-aksi prematur. Prematur dalam arti kurang mempertimbangkan kajian strategis bagi kelangsungan gerakan selanjutnya. Kalau pun terencana, semua data dan informasi kegiatan tersebut sudah dipantau oleh musuh. Tak jarang, tiba-tiba mereka hadir di kalangan jihadis sebagai sosok yang begitu bersemangat mendukung jihad. Bahkan menyatakan sanggup menyandang dana dan logistik. Sehingga ketika terjadi sebuah aksi, dengan gampang musuh mampu menggulung, dan melakukan hajat tersembunyi yang sengaja ditunggangkan kepada aksi tersebut. Pola semacam ini memiliki motif beragam. Bisa menjadi sarana pengalihan isu—saat musuh secara politis terdesak oleh lawan-lawan politiknya, atau sengaja menjadikan buah jihad itu matang sebelum waktunya, sehingga “dampak negatif” jihad bagi mereka mampu dilokalisir dan diantisipasi. Dampak destruktif bagi mereka tak sampai seperti kalau buah jihad matang dengan sempurna.

Sebagai dzirwatu sanam (puncaknya) Islam, ibadah jihad memiliki fadhilah yang jauh lebih tinggi daripada amal-amal lainnya. Itu pulalah yang menjadikan sebagian kaum Muslimin tak pernah absen menorehkan perjalanan jihad dari masa ke masa. Kita tentu tak ingin menjadikan jihad yang dibangun kaum Muslimin didasarkan pada suatu rekayasa yang malah dirancang oleh musuh-musuh Islam, untuk berbagai kepentingan mereka yang justru merugikan kaum Muslimin. Kita tentu tak rela bila ibadah jihad yang mengorbankan segala-galanya yang terbaik yang dimiliki umat Islam ini, buahnya malah dipetik oleh musuh-musuh Islam. Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggembosi ruh dan amal jihad. Hanya sebuah ekspresi ketidakrelaan penulis bila telaga darah dan airmata yang telah dikucurkan umat ini berujung kepada sorak dan tawa kemenangan musuh, atas keberhasilan makarnya. Cukuplah Ali Moertopo dengan Opsus (Operasi Khusus) nya yang terkenal menjadi episode terakhir bagi tragedi jihad di negeri negeri ini. Tak ada lagi generasi penerusnya. Hasbunallah wa ni’mal wakiil.

(1) Sebuah akun facebook memuat hujatan kepada Ust. Abu Bakar Baasyir, sambil memuji (Alm.) Urwah dan Ust. Aman Abdurrahman—hafidzahullah. Betapapun perbedaan pendapat terjadi di kalangan aktivis jihad, tidak pernah menghujat dan menjatuhkan tokoh sekelas Ust. Abu Bakar Baasyir—hafidzahullah. Mencermati perilaku di internet, yang mencaci beliau biasanya mereka yang anti jihad. Kalau ada orang yang mengaku bersimpati kepada jihad dengan mengunggulkan satu tokoh, sementara pada saat bersamaan menjatuhkan tokoh yang lain, patut di duga merupakan operasi intelijen. Sebuah operasi yang pernah dilakukan Inggris saat menghancurkan gerakan Syaikh Ahmad Irfan (salah satu jamaah jihad tahun 1800-an) di India, dengan menghembuskan isu Wahabi di kalangan kabilah-kabilah Afghan.

Yang tak boleh dilupakan adalah strategi pembusukan karakter yang disarankan Rand Corporation. Lembaga think-tank antiteror tersebut pernah merekomendasikan pembusukan karakter tokoh jihad sebagai salah satu langkah untuk meredam aksi gerakan jihad di Indonesia.

[muslimdaily.net]

Selasa, 02 Februari 2010

Karena Kau Tak Cantik, Maafkan Aku Jika Terpaksa Pilih Dia


Malam sudah mendekati pagi, ketika hati ini masih menolak untuk disalahkan, walau merasa sangat bersalah. Baru beberapa menit sebelumnya mengakhiri perbincangan yang tidak mengenakkan dengan suami.

Suami tercinta yang meminta semua ini. Meminta agar saya terbuka, menceritakan apa yang disembunyikan di dalam hati (Ah seharusnya tanpa dimintapun aku harus terbuka, bukan?), yang pada mulanya telah saya tolak. Karena saya sangat yakin, jika saya mengungkapkan semuanya, bisa mengakibatkan dia terluka. Saya tidak ingin melukainya, karena saya mencintainya. Amat mencintainya. Selalu… selamanya…

Namun karena dia telah berjanji tidak akan mempermasalahkannya, akhirnya saya menceritakannya. Dan ternyata benar. Kami sama-sama terluka. Semoga Allah mengampuni kami, dan dia memaafkanku.

Diam-diam bathin ini merangkai kata, membentuk kalimat,

Cantik, anggun, menawan, mempesona, cerdas, kaya, berhati jahiliyah, berakhlak buruk.
Jelek/sedang (kan relative), miskin, tidak cukup cerdas, beriman, taat, shaliha, berakhlak baik.
Jelek/sedang (lagi-lagi relative) miskin, tidak cukup cerdas, berhati jahiliyah, tidak mengindahkan aturan Islam, berakhlak buruk.

Pilihan hanya tiga di atas. Karena yang, cantik, anggun, menawan, mempesona, shaliha, berakhlak baik, stoknya tidak selalu ada. Kalaupun ada, sudah keduluan orang lain. Kamu berada di posisi yang mana Ida?

Tidak sedikit pria beriman yang akhirnya memilih wanita kedua, karena ia memandang keimanan dan ketaatan si akhwat. Bukan rupa wajahnya, karena ia menyadari bahwa nilai kecantikan seorang wanita bukan terletak pada kecantikan rupanya. Melainkan pada akhlaknya. Jika akhlaknya bagus, insya Allah, dialah yang akan mampu diajak untuk menjalani biduk rumah tangga sakinah, mawadah, warohmah. Seperti yang didambakannya.

Wanita yang rupa wajahnya cantik memang akan mudah sekali dikenali pada saat pertama berjumpa. Namun, kecantikan yang terpancar dari aura keimanan wanita yang wajahnya tidak seberuntung wanita cantik, kadang baru akan bisa dikenali setelah beberapa waktu berdekatan. Dan ini tentu tidak akan merugikan ikhwan yang telah memilihnya untuk mendampingi perjuangannya. Karena sungguh, wanita dengan wajah tidak cantik namun shaliha, insya Allah akan lebih unggul dibanding wanita yang cantik namun berhati jahiliyah.

Lantas bagaimana dengan wanita yang tidak cantik namun berakhlak buruk? Berhati jahiliyah? Apalagi jika ketahuannya setelah dinikahi. Betapa malang yang menjadi suaminya! Dan fakta semacam ini banyak sekali terjadi di sekitar kita. Bahkan bisa jadi kita sendiri orangnya. Naudzubillah. Semoga tidak.

Saya kembali bertanya, apa yang ada pada dirimu, Ida? Mengapa kamu sampai hati berfikir yang bukan-bukan pada suamimu (LDL sering membuat pikiran ini berfikir buruk)? Jika kamu berusaha mentaatinya dalam rangka taat kepada Allah, maka, nilai kamu pada posisi yang kedua. Tapi jika kamu melakukan kebalikannya, maka kamu berada di posisi ke tiga. Betapa buruk dirimu!

Tanya itu masih bersambung, Ada berapa banyak di dunia ini wanita yang seperti ini?
Cantik tidak, kaya tidak, karir tiada, ilmu belum ada, menjadi shalihapun hanya pura-pura. Bagaimanalah ini?

Semula orang terpikat karena tampak kasalihahannya, tapi ternyata judesnya melebihi wanita-wanita jahiliyah? Apa yang bisa didapat seorang suami dari wanita semacam ini? Tekanan? Betapa kejam. Terakhir, jangan salahkan jika akhirnya para ikhwan memutuskan untuk memilih wanita yang cantik. Toh memilih yang jelekpun tetap tidak menghargai perintah agama!
Bisa jadi wanita cantik yang berakhlak buruk itu masih bisa dituntun ke jalan-Nya, untuk berbenah. Lha kalau wanita yang sudah tahu namun tidak menjalani? Bisa jadi sulit mengarahkannya. Wallahua’lam…

Intinya, untuk teman-teman muslimah yang saya cintai, jika antum merasa wajah tidak cantik. Percantiklah dirimu dengan akhlaqul karimah, agar kelak antum tidak mengecewakan suami antum. Semoga kelak menjadi para bidadari-bidadari surga di firdaus-Nya…

Semakin mendekatlah kepada-Nya. Saya sadar benar, akhir-akhir ini, saya memang merasa sangat jauh dengan Allah. Saya telah menjauh dari-Nya. Jarang mengaji, jarang qiyamul lail, sehingga sangat layak jika Allah, sering menegur dengan mendatangkan ujian-Nya. Dari penyakit yang nggak hilang-hilang. Hingga masalah-masalah kecil yang akhirnya menjadi besar. dan saya sadar semua adalah kelalaian saya pribadi.

Senin, 01 Februari 2010

Tips Mengenai Jihad dan Keamanan 2
Diposting pada Selasa, 14-04-2009 | 07:23:53 WIB

2. Penggunaan alat komunikasi dan pemakaian kata-kata yang salah.



Faktor yang sangat berbahaya bagi seorang Muslim adalah penggunaan alat komunikasi yang salah, seperti telepon, internet, dll. Siapapun yang telah menyadari kewajiban berjihad akan menjadi sasaran perhatian pihak badan keamanan. Para musuh tidak dapat membaca pikiran kita, [atau] melihat ke dalam hati kita, tetapi mereka dapat mencuri dengar secara diam-diam percakapan kita, membaca email-email [kita] dll.





Beroperasi 16 kali lebih cepat dari versi lama dalam mendeteksi transmitter audio dan video


* Cara termudah untuk mengetahui perasaan dan pikiran seseorang adalah dengan jalan menyadap dan menganalisa apa yang kamu katakan dan tuliskan, suatu penyadapan dasar telepon dan internet secara rahasia, untuk mencuri dengar percakapan telepon, e-mail, [pesan] chatting dan [postingan-postingan] pada forum...


Pengecekan telepon
(baca: menyadap telepon "sementara/selamanya")



* Sebuah ponsel juga merupakan sumber sinyal bagi alat pengawasan, oleh karenanya perlu untuk benar-benar mematikan telepon di lokasi-lokasi rahasia (apartemen, perumahan, tempat-tempat pertemuan dll.) dengan melepas baterai dan kartu simnya dari telepon, karena telepon tersebut kadang mengandung sumber energi tambahan untuk menyimpan pengaturannya[biasanya di dalam ponsel sudah terdapat baterai terintegrasi yang tidak bisa dilepas]. Telepon tersebut boleh kamu hidupkan hanya dalam keadaan yang sangat-sangat terpaksa, dan hanya dilakukan selama perjalanan (dalam mobil, bis, dll.).


* Perlu diketahui bahwa pengawasan melalui ponsel bisa saja disetel berdasarkan suara tertentu, karenanya tidak ada gunanya mengganti nomer telepon ataupun telepon itu sendiri bagi seorang yang telah berada dalam pengawasan "berdasarkan suara". Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, [sebagai gantinya] sebaiknya menggunakan sms saja.



* Seorang mujahid yang pernyataannya telah diterbitkan, seharusnya tahu bahwa suaranya akan tersimpan dalam suatu database elektromagnetik intelijen kuffar, dan setiap percakapan teleponnya akan terekam secara otomatis.


* Harus benar-benar diingat bahwa tidak ada satupun telepon yang aman: telepon yang anda gunakan untuk menghubungi kerabat-kerabat anda, telepon yang hanya digunakan untuk akses internet, [telepon-telepon tersebut] menyediakan sumber informasi yang sama tentang lokasi anda. Ingat: bukan teleponnya yang tidak aman, tapi kamulah yang nggak aman. Kapan saja anda menghidupkan telepon anda, itu sudah cukup menjadi alasan untuk menjadikan anda sebagai sasaran.


* Berdasarkan data statistik badan keamanan Rusia, selama beberapa tahun terakhir, terdapat sekitar 80-90% operasi-operasi terhadap Mujahidin yang berhasil dilaksanakan setelah dilakukan pengawasan dan penyadapan ponsel.

Orion ini ampuh untuk mendeteksi tape recorder,
kamera chip, remote control transmitter tersembunyi



* Seluruh Mujahidin harus diberi instruksi tentang penggunaan segala jenis alat komunikasi, dan pelanggaran intruksi tersebut dalam bentuk apapun harus dihukum secara tegas. Yakni apabila menyalakan telepon di tempat-tempat atau pada saat yang dianggap tidak aman serta melanggar instruksi-instruksi tadi.


* Aktivitas internet juga harus diatur oleh peraturan keamanan. Mengunjungi situs-situs web seperti kavkazcenter.com jelas pasti dikontrol secara ketat oleh badan keamanan. Selain itu, lebih-lebih terhadap pengunjung sumber informasi non-Muslim, seperti ingushetia.org atau kavkaz-uzel.ru, walaupun hanya membaca berita tentang aksi-aksi militer dan peristiwa-peristiwa serupa, itu juga menarik perhatian pihak badan keamanan.


* E-mail juga merupakan sumber informasi yang dapat diakses dengan mudah. Menjebol password akun email tidaklah sulit bagi hacker yang lebih kurang telah berpengalaman. Semua emailmu yang tersimpan pada server-server yang berlokasi di Rusia, jelas dapat diakses oleh polisi [Rusia] manapun. Oleh karenanya anda harus menggunakan layanan email non-Rusia dan secara rutin (setidaknya sekali dalam dua pekan) mengganti password-password yang anda miliki. Dan jangan tulis apapun yang dapat menarik perhatian musuh! Semua email di seluruh dunia selalu akan melalui sistem otomatis yang menampakkan apa yang kita kenal sebagai keyword "kata kunci". Asal kamu tahu saja bahwa kata "subhanallah" termasuk dalam kata-kata kunci tersebut. Bisa juga digunakan pesan email terenskripsi [tulisan hanya akan terlihat seperti kode-kode tak beraturan, dan hanya bisa dibaca setelah enkripsi dibuka]


* Jika orang tersebut tidak mampu memenuhi persyaratan keamanan, lebih baik keluarkan saja dia dari Jama`ah, daripada menyebabkan umat Islam lainnya terseret ke dalam bahaya fatal yang dapat menyebabkan kematian.


Misalnya, seorang Mujahid muda yang tiba di suatu apartemen rahasia dan sedang menunggu untuk masuk ke hutan, telah diperingatkan bahwa ia tidak boleh menelpon kemanapun juga dari teleponnya, tetapi kemudian ia terdengar berbicara di teleponnya serupa dengan ini: "Nggak, akhi, aku nggak bisa bilang padamu di mana aku sekarang, nggak aman nih, aku nggak bisa membahayakan ikhwan-ikhwan yang lain." Dari luar, hal seperti ini bisa saja tampak seolah-olah Mujahid ini benar-benar bodoh, tetapi masalahnya adalah bahwa begitu banyak ikhwan-ikhwan yang menganggap dirinya pintar, tapi berkelakuan seperti ini.


Percakapan seperti itu tidak akan menyisakan suatu keraguan dalam benak polisi manapun, apalagi seorang spesialis yang memang sedang mengadakan pengawasan. Kami hanya akan menambahkan, bahwa selang beberapa waktu kemudian apartemen tersebut digerebek, dan tiga Mujahidin yang selalu berhati-hati dan berpengalaman terbunuh. Dan jika kebodohan Mujahid muda itu dengan melakukan pembicaraan di telepon dapat menyebabkan mereka terbunuh, maka ia harus berfikir, apa yang akan ia katakan sebagai alasan di Hari Pembalasan.


* Buruknya kualitas komunikasi seluler merupakan suatu tanda bahaya. Jika tiba-tiba anda tidak dapat menelepon dari suatu tempat, yang sebelumnya di kawasan itu anda tidak memiliki masalah saat menelepon, maka kemungkinan ada pemancar pengawas yang bekerja di areamu, dan anda harus segera meninggalkan kawasan tersebut.


* Jika Anda menelepon seseorang dan panggilan itu telah sampai, tapi tak seorangpun yang menjawabnya, itu mungkin suatu tanda bahwa orang tersebut ditangkap, dan orang-orang kafir mengecek siapa yang menelponnya.


* Hal yang pertama-pertama diperiksa oleh orang-orang kafir setelah menangkap seorang yang diduga memiliki link dengan Mujahidin, adalah kartu-kartu SIM dari ponsel mereka. Demi mencapai [tujuan] ini mereka menggunakan seluruh laboratorium yang berpangkalan di GAZelle [mobil van], yang berisi berbagai perangkat keras.



* Semua lokasi-lokasi rahasia, sama halnya seperti sasaran kerja (orang-orang kafir, murtadin, jenis-jenis senjata, jenis-jenis mobil, nama-nama kelompok Mujahidin dll.) sebaiknya disandikan dengan sandi yang telah disepakati sebelumnya, untuk mencegah percakapan seperti: "yuk kita ketemu di tempat di mana kamu telah bertemu dengan teman-teman lainnya kemarin dulu" - "teman apa sih?" - "itu lho yang kerja dengan Abdullah" - "Abdullah apa sih, senior atau yunior?" - "itu lho yang tangannya tidak cukup berfungsi" - "yang saudaranya sudah nikah... dan di mana kita harus bertemu?..." dll.



Perlu diketahui bahwa orang-orang kafir bisa saja menggunakan peralatan yang fungsinya untuk mencuri dengar dari jarak jauh, yang memungkinkan untuk mendengarkan percakapan di dalam sebuah rumah atau bahkan mobil yang melintas dari jarak 80-100 meter. Oleh karenanya bila anda berada di suatu tempat yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas mencuri dengar, sebaiknya anda diam saja atau berbicara dengan cara yang bisa membuat orang yang mencuri dengar itu merasa tersesat dalam ketidakmengertian. Secara umum, lebih baik diam dan tidak banyak bicara!


3. Bocornya informasi melalui keluarga atau teman dekat


Masalahnya tampak jelas, namun bagaimanapun, masih banyak ikhwan-ikhwan yang tidak dapat mencari solusinya. Kali ini anda harus ingat dan ini terakhir kalinya: jika anda sendiri tidak dapat menyimpan rahasia anda sendiri, maka dijamin orang yang anda beritahukan rahasiamu kepadanya, sama sekali tidak akan bisa menyimpan rahasiamu.


Rahasia tentang jihad, rahasia militer merupakan rahasia yang terlarang untuk mengatakannya kepada siapapun, bahkan kepada orang yang paling layak kita percaya. Mujahid bisa saja berbicara tanpa berpikir, atau dia akan dipaksa bicara setelah disiksa atau dibuat mabuk. Seorang istri bisa jadi dia berbagi cerita dengan ibunya, dan ibunya ini akan mengatakan pada
teman-temannya dan kerabatnya...


Variasi kejadian tersebut tidak terhitung, tetapi itu semua menyebabkan satu hal: bahwa apa yang tadinya hanya diketahui oleh dua orang saja, akhirnya diketahui oleh semua orang.


Dalam keadaan apapun, setiap pertukaran informasi haruslah diperkuat (tidaklah diperkenankan mengatakan rahasia sebagai suatu contoh atau untuk meningkatkan semangat juang) dan diminimalkan (jika kamu tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari istrimu, maka istrimu harus diingatkan untuk tidak mengatakannya kepada ibunya atau teman-temannya yang dapat ia percaya sekalipun).


Kadang-kadang beberapa kaum Muslim begitu naif, mereka berfikir bahwa pertalian kekerabatan akan mencegah pasukan kafir dari melukai mereka. Harus dipahami dengan jelas, bahwa pahitnya perang di Kaukakus betul-betul telah mencapai derajat tinggi, di mana para "polisi" lokal tidak ragu-ragu menembak, menculik dan menyiksa keluarga mereka yang "militan" atau mereka "yang dicurigai memiliki link-link dengan para militan." (ص'l/muslimdaily.net)

Sabtu, 02 Januari 2010

Ciri Khas Rumah Muslim (Untuk Muslimah Sang Istri Shalihah )


Pernikahan merupakan sunnatullah pada makhluqNya untuk melahirkan, memperbanyak keturunan dan melanjutkan kehidupan. Islam telah membuat landasan ( kaidah ) bagi rumah seorang muslim yang senantiasa harus diperhatikan, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'ala :


وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” ( Ar-rum : 21)

Rahmah (kasih sayang) merupakan sifat yang mesti ada pada suami istri, karena ia menjadi pondasi rumah yang bahagia. Jika ia hilang, maka akan mendatangkan kesengsaraan. Hidup tanpanya akan terasa hampa dan membebani. Cinta dan kasih sayang merupakan modal utama bagi pasangan tersebut. Rumah tangga tidak akan tenteram tanpa cinta dan kasih. Kedua suami istri tidak akan merasakan dua suasana tersebut diantara mereka, kecuali dengan menyadari hak dan kewajiban masing-masing. Diantara hak dan kewajiban itu sebagai berikut :

Pertama, rumah harus dibangun di atas ketaqwaan kepada Allah, sebagaimana firman Allah :

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
“ Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” (Al-Maidah : 2)

Kedua, diantara hak suami adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan adalah hak baginya.
2. Dia penanggungjawab anda.
3. Berhias untuknya.
4. Menghias diri dengan sifat istri shalihah.
5. Melayaninya di rumah.
6. Berakhlaq yang mulia dalam bergaul dengan suami.
7. Menjaga rahasia.
8. Memperlakukan keluarga suami dengan baik.
9. Tidak puasa sunnah dan bersedekah dengan hartanya kecuali dengan izinnya.
10. Menjauhi tuntutan-tuntutan yang memberatkan.
11. Tidak sombong dengan kecantikan.
12. Memuliakan tamunya.
13. Mensyukuri kebaikan.
14. Menghargai perasaan suami.
15. Iffah (menjaga diri) dan amanah
16. Mendidik anak dengan pendidikan yang baik.
17. Baik terhadap tetangga suami
18. Tidak ikhtilath ketika bertamu
19. Tidak memasukkan pria lain ke rumah ketika suami tidak ada.
20. Hak ihdad (masa menunggu bagi istri)

Dengan izin Allah Subhanahu Wata'ala, kami akan jelaskan semuanya dengan ringkas.
Dengan bimbingan Allah, penjelasannya sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah hak baginya.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَآأَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللهُ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”(Annisa : 34)

Qowamah (kepemimpinan) adalah tanggung jawab yang paling besar terhadap keluarga untuk menjaga dan memberikan keluarga. Karena Allah 'Azza Wajalla melebihkan pria atas wanita denga kesempurnaan akal, pengaturannya yang baik, kekuatan fisik yang lebih dan lainnya. Itulah sebabnya dikhususkan kepada mereka untuk menjadi imam, pemimpin, jihad, jum’at, ashabah (mengambil seluruh harta atau sisa dalam warisan) dan membelanjakan harta mereka dalam pernikahan. Dia pemilik pendpat dan keputusan dan tidak mengapa dia mengajak bermusyawarah dan mengambil pendapat anda. Tetapi jika dia berpegang dengan pendapatnya maka anda harus mau mengalah.

2. Dia penanggungjawab anda.
Berdasarkan firman Allah :[
“Dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu dimuka pintu”( Yusuf :25 )

3. Berhias untuknya.
Ini adalah hak suami yang wajib anda lakukan. Maka anda harus bersih diri, merapikan pakaian dan berhias untuknya untuk bisa menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluannya. Karena semua itu akan menyenangkan hati suami.

4. Menghias diri dengan sifat istri shalihah.
Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam telah menyebutkan sifat (istri shalihah) sebagaimana dalam riwayat Abdullah ibn Umar radiyallahu 'anhuma, beliau bersabda :
“Dunia ini adalah perhiasan yaitu kesenangan yang sedikit dan manfaat yang akan sirna, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah” (HR. Muslim)
Diantara sifat lain istri shalihah adalah sebagai berikut :
a. Wajib bagi anda untuk memenuhi sumpahnya
b. Bermanis muka dan berpenampilan yang baik, jagalah kebersihan pakaian dan badan anda. Perhatikan perhiasan anda, kebersihan rumah dan tempat tidur serta anak-anak anda. Karena kebersihan (kesucian) adalah sebagian dari iman. Sebagaimana sabda Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam :
“ Kesucian adalah sebagian dari iman ” ( HR. Muslim)

c. Mentaatinya dalam segala hal yang bukan kemaksiatan.
d. Menjaga diri dan hartanya ketika dia tidak berada di rumah

5. Melayaninya di rumah
Ini merupakan pekerjaan paling wajib yang harus dilakukan bagi wanita. Anda harus mengatur, merapikan dan mengurusnya. Dalam kitab Al-mar’ah Almuslimah disebutkan oleh pengarangnya Syaikh Abu Bakr Al-jazairi sebagai berikut :
“ Ketahuilah bahwa yang sangat dibutuhkan oleh suami dan istrinya ada dua :
Pertama, dia menjaga dirinya, karena wanita yang khianat kepada suaminya dengan berbuat kejelekan meskipun dia bertaubat nantinya, maka tidak akan diterima taubatnya oleh Allah Subhanahu Wata'ala hingga suaminya ridho kepadanya.

Kedua, rela dengan apa yang diberikan oleh suami berupa nafkah dan lainnya. (Bersambung) (Abu Maryam)
6. Berakhlaq yang mulia dalam bergaul dengan suami
Ketahuilah bahwa akhlaq yang baik adalah penopang kehidupan dan sebagai sumber kebahagiaan anda. Jika anda dikaruniai akhlaq yang mulia, maka anda telah mendapatkan semua kebaikan.
Ketika Rasulullah ditanya tentang kebaikan, beliau bersabda :

البر حسن الخلق
“Kebaikan adalah akhlaq yang baik” (HR. Muslim)
Ketika menjelaskan keutamaan akhlaq yang mulia,Rasulullah juga bersabda :

إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai diantara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya nanti di hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya”
Maka jadilah orang yang merendahkan suara, perkataan terjaga, berjiwa baik, berhati ikhlas, cepat tanggap, memahami apa yang dia inginkan tanpa harus banyak berkata, melakukan apa yang dia inginkan tanpa harus banyak diminta. Jadilah orang penyabar, menanggung sesuatu yang tidak anda inginkan, teguh, memberikan maaf kepadanya, diam ketika dia sedang marah hingga dia tenang dan memahamkan kepadanya bila anda di pihak yang benar.

7. Menjaga rahasia
Termasuk urusan privasi yang harus dijaga adalah hubungan khusus yang terjadi antara suami istri. Ia tidak boleh dijadikan topik pembicaraan di dalam majlis atau pembincangan dalam diskusi bersama teman sesama pria atau wanita.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, beliau berkata :
“Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam shalat bersama kami. Setelah salam beliau berbalik menghadap kami dan bersabda :
“Jagalah majlis kalian! Apakah ada diantara kalian seorang laki-laki yang bila mendatangi istrinya ia menutup rapat pintunya dan menurunkan tirainya, setelah itu dia keluar dan berkata : “Aku telah melakukan ini dengan istriku, aku telah melakukan ini dengan istriku”.Para Shahabat terdiam, Rasulullah menghadapkan wajahnya kepada para wanita dan bersabda :
“Apakah ada diantara kalian yang melakukan hal ini ?” Salah seorang gadis berpangku pada salah satu lututnya dan mengangkat kepalanya agar dilihat oleh Rasulullah dan beliau bisa mendengar perkataannya. Dia berkata : “Iya, demi Allah, mereka para pria melakukan yang demikian dan para wanita juga melakukan yang sama”. Rasulullah bersabda :
“Apakah kalian mengetahui bagaimana perumpamaan orang yang melakukan hal tersebut? Sesungguhnya perumpamaannya seperti setan pria dan setan wanita bertemu di sebuah gang dan menyalurkan hasratnya dan orang-orang melihat kepadanya”(HR. Abu Daud)

8. Memperlakukan keluarga suami dengan baik
Anda harus memperlakukan keluarga suami dengan baik. Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, melakukan silaturrahim dengannya, maka janganlah anda menjadi penyebab dia durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturrahimunya. Tetapi bantulah dia untuk taat kepada Allah dalam hal ini. Mendekatlah anda dengan mereka, jadilah orang-orang yang berbuat baik, terdidik dan memberi maaf. Balaslah kekasaran dan kekerasan mereka dengan lemah lembut dan kasih sayang.
Sebagaimana anda harus membantu mereka dalam pekerjaan rumah, jangan anda santai padahal orang lain bekerja. Hendaklah mendahulukan mereka daripada diri anda sendiri, karena Itsar (mendahulukan kepentingan orang lain) termasuk akhlaq orang-orang shalih dan sifat orang-orang yang beriman.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan mereka (orang-orang Anshar) mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”.(Al-Hasyr : 9)
Hak suami atas diri anda sangatlah besar. Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

لو كنت آمرا أحدا أن يسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها
“Seandainya boleh seseorang untuk sujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkanstriuntuk sujud kepada suaminya” (HR. Tirmidzi, beliau berkata hadits hasan shahih)

Dan juga sabda Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam :
“Apabila suami mengajak istrinya ke tempat tidur (untuk berhubungan), namun istri tidak menyambutnya, kemudian suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, maka dia akan dilaknat oleh malaikat hingga pagi”(HR. Bukhari dan Muslim)


9. Tidak puasa sunnah dan bersedekah dengan hartanya kecuali dengan izinnya
Dar Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

لا يحل للمرأة أن تصوم وزوجها شاهد إلا بإذنه ولا تأذن في بيته إلا بإذنه
“Tidak boleh bagi seorang istri untuk puasa sementara suami bersamanya kecuali dengan izinnya, dan tidak boleh mengizinkan seseorang di rumahnya kecuali dengan izin suaminya” (Hr. Bukhari dan Muslim)

10. Menjauhi tuntutan-tuntutan yang memberatkan
Setiap pasangan suami istri hendaknya segera menjadikan ridha yang lainnya ketika ia marah dan berusaha meninggalkan hal-hal yang bisa menimbulkan masalah.
Abul Aswad berkata kepada istrinya :
“Apabila kamu melihat aku marah, maka buatlah aku ridha, dan bila aku melihat kamu marah aku akan menjadikan kamu ridha. Kalau tidak demikian kita tidak bisa bersama.”
Untuk menyelesaikan percekcokan, hendaknya melakukan sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu Wata'ala :

وَالاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَتَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا . وَإِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوا حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَآإِن يُرِيدَآإِصْلاَحًا يُوَفِّقِ اللهُ بَيْنَهُمَآإِنَّ اللهَ كَانَ عَلِيمًا خَبِيرًا
“Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta'atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. 4:35)

11. Tidak sombong dengan kecantikan
Diantara etika istri adalah tidak menyombongkan diri di hadapan suaminya dengan kecantikannya dan tidak menghina suaminya karena dia kurang tampan.
Diriwayatkan oleh al-Ashma’i ia berkata :
“Aku masuk ke sebuah perkampungan, aku mendapatkan seorang wanita yang paling cantik parasnya diantara wanita yang lainnya menjadi istri seorang laki-laki yang paling jelek parasnya. Aku berkata kepadanya : “Apakah kamu rela untuk menjadi istri orang seperti dia?”
Dia menjawab : “Diam! Perkataanmu sangat menyakitkan, mungkin hubungan dia dengan Penciptanya baik dan menjadikan aku sebagai balasannya atau mungkin hubunganku dengan Penciptaku buruk sehingga menjadikan dia hukuman bagiku”.

12. Memuliakan tamunya
Anda harus memuliakan tamu dihadapan suami, dengan tetap menutup aurat, karena ia merupakan keutamaan yang agung. Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليكرم ضيفه
“Barangsiapa beriman kepada allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tamunya” (HR.Bukhari-Muslim)

13. Mensyukuri kebaikan
Sesungguhnya mensyukuri kebaikannya dan anda mengucapkan jazakallahu Khaironakan menambah keutamaan dan kebaikan. Ihsan (berbuat baik) adalah sarana kasih sayang dan ikatan hati.
Rasulullah bersabda :

خير النساء التي تسره إذا نظر و تطيعه إذا أمر و لا تخالفه في نفسها و لامالها بما يكره
“Sebaik-baik wanita adalah yang menggenbirakan suami apabila dia memandangnya, taat kepadanya bila diperintah dan tidak melawan suaminya terkait dengan dirinya dan hartanya tidak menimbulkan apa yang tidak disukai” (Hasan, riwayat Ahmad dan Nasa’i)
Terima kasih anda atas kebaikan suami baik yang besar maupun yang kecil akan menambah kedudukan anda di hatinya dan memotivasi dirinya untuk banyak melakukan kebiakan dan itu akan menyenangkan dirinya.

14. Menghargai perasaan suami
Anda harus patuh dengan semua etika islam yang diwajibkan kepada seorang wanita. Juga harus menjaga perasaan suami jangan sampai membebaninya dengan sesuatu yang tidak ia mampu, karena ini membuat dirinya merasa lemah dan tertekan. Anda harus mendukungnya dalam senang dan susah, bersabar, berakal dan bijaksana.

15. Iffah (menjaga diri) dan amanah
Wanita yang bisa menjaga diri dan amanah dicintai Allah Subhanahu Wata'ala dan dibanggakan oleh suaminya.
Dalam suatu atsar disebutkan :
“Barangsiapa yang bisa menjaga dua lubang (mulut dan kemaluan) maka akan masuk surga”
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman :
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat,dan orang-orang yang menjaga kemaluannya”(Al-Mukminun : 3-5)

16. Mendidik anak dengan pendidikan yang baik
Mengajari anak dengan yang bermanfaat bagi mereka seperti membiasakan mereka untuk shalat, taat kepada kedua orangtua, berkata baik dan jujur, menghafal Alqur'an dan hadits Rasulullah yang berkaitan dengan keutamaan dan akhlaq yang baik dan sebagainya.

17. Baik terhadap tetangga suami
Berbuat baik kepada tetangga termasuk bagian dari ketaatan kepada Allah, sebagaimana sabda Rasulullah :
“Jibril senantiasa berwasiat kepadaku tentang tetangga, hingga saya menyangka dia mewariskannya” (HR. Muslim)
Anda harus berbuat baik kepada tetangga anda agar suami tidak menjadi orang yang dibenci dan terisolasi di tengah masyarakat.
Ketika Rasulullah ditanya tentang seorang wanita yang shalat malam dan puasa siang, namun menyakiti tetangganya, beliau bersabda :

لا خير فيها هي في النار
“Tidak ada kebaikan padanya, dia di neraka” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad)

18. Tidak ikhtilath ketika bertamu
Apabila suami anda kedatangan tamu dan tamu itu bersama istrinya, maka berusahalah untuk tidak terjadi ikhtilath. Anda bersama istri tamu tadi dan biarlah suami dengan tamunya. Adapun bila datang tamu dan suami anda tidak ada di rumah, maka dari balik tabir anda mengatakan bahwa suami tidak ada di rumah.

19. Tidak memasukkan pria lain ke rumah ketika suami tidak ada
Tidak mengizinkan kepada kerabat atau keluarga yang lain yang bukan mahram untuk masuk ke rumah ketika tidak ada suami. Beritahulah bahwa suamu anda sedang tidak ada di rumah.

20. Hak ihdad (masa menunggu bagi istri)
Al-Ghazali berkata :
“Diantara kewajiban istri dari hak-hak pernikahan adalah bila suaminya meninggal untuk tidak menunggu lebih dari empat bulan sepuluh hari. Sebagaimana dia tidak ihdad lebih dari tiga hari. Jika ditinggal mati oleh selain suami dia menjauhi wewangian dan perhiasan selama masa tersebut”.
Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :

لاَ يَحِلُّ لاِمْرَأَةٍ تُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ أَنْ تُحِدَّ فَوْقَ ثَلاَثٍ إِلاَّ عَلَى زَوْجٍ فَإِنَّهَا تُحِدُّ عَلَيْهِ أَرْبَعَةَ أَشْهُرٍ وَعَشْرًا
“Tidak boleh bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan RasunNya untuk berkabung dari mayit lebih dari tiga hari kecuali ditinggalkan mati suami yaitu empat bulan sepuluh hari” (HR. Bukhari dan Muslim)

Waallahu A’lam
(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari terjemahan kitab Suluk Al-Ukhtil Muslimah Fi Baitiha Al-Huquuq Wallahu A'lam Waajibaat oleh Ummu Mahmud al-Asymuni, pustaka elba)