Powered By Blogger

Minggu, 21 Februari 2010

Makar Musuh Menyelinap Ke Dalam Tubuh !!!

Masih ingat dengan Watsiqat Tarsyid Al-Amal Al-Jihadi fi Mishra wal Alam karya Abdul Qadir Abdul Aziz? Ya, karena mantan petinggi Jamaah Jihad Mesir itu sempat membuat geger dunia jihad internasional. Pasalnya, dalam tulisan tersebut, Abdul Qadir Abdul Aziz mengkritisi beberapa langkah Al-Qaidah. Gayung pun bersambut. Ayman Zawahiri, sesama tokoh Jihad asal Mesir pun harus turun bicara. Meski ini bukan karya pertama yang mengkritisi Al-Qaidah, namun baru kali ini Ayman mengomentari pemikiran Abdul Qadir Abdul Aziz. Fenomena ini turut memperhangat cuaca pemikiran jihad di tanah air. Kalangan yang cenderung kritis terhadap Al-Qaidah, misalnya kelompok Sabili, menerbitkan taraju’ tersebut dalam edisi Indonesia. Sementara pihak yang pro, cukup aktif menyebarkan bantahan Aiman berbagai media.

Lupakanlah hiruk-pikuk akibat rilis Watsiqat itu. Beralihlah ke statemen Abu Yahya Al-Libbi. Dalam sebuah rilis video berdurasi sekitar 40 menit, salah satu dari dua orang yang berhasil kabur dari penjara Bagram bersama Umar Al-Faruq—rahimahullah—juga memberikan tanggapan yang sekilas tampak sama dengan komentar petinggi Al-Qaidah lainnya. Namun, satu kesimpulan cukup menarik ia tegaskan di dalamnya. Al-Libbi menganggap bahwa rilis buku tersebut (Watsiqat) merupakan bagian dari makar musuh. Tujuannya, menurut Al-Libbi sudah jelas. Membuat mujahidin sibuk dengan perdebatan, tanggapan dan bantahan sehingga lalai dari amal-amal jihad sesungguhnya, yaitu berjihad melawan musuh yang nyata. Yang juga menarik, Al-Libbi sama sekali tidak mencela Abdul Qadir Abdul Aziz. Ia tidak menyebut mantan tokoh Jamaah Jihad itu sebagai “penulis,” namun menyebut buku tersebut sebagai sesuatu “yang disandarkan” (mansubah) kepada Syaikh Abdul Qadir. Meski beredar video Syaikh Abdul Qadir merilis resmi Watsiqat tersebut. Bahkan, dalam menyebut nama Abdul Qadir pun Al-Libbi menambahinya dengan doa kebaikan: “farrajallahu lahu.”

Ini menegaskan keyakinan Al-Libbi bahwa buku tersebut, sekali lagi, merupakan bagian dari konspirasi besar melawan jihad dan mujahidin. Boleh jadi, Watsiqat tersebut tidak ditulis oleh Abdul Qadir—meski yang bersangkutan merilis video saat launching buku tersebut. Kalaupun iya, tak lepas dari konspirasi dan campur tangan musuh. Sebuah kejelian dalam memandang sesuatu lebih utuh dan mendalam, tidak sekadar larut perbantahan dan asal debat. Tentu, di samping menunjukkan ketinggian akhlak seorang mujahid yang tetap berusaha menjaga kehormatan sesama muslim, dengan tidak menyerang pribadinya. Wacana dibantah dengan wacana, tak sampai menohok karakter dan kepribadian seseorang. Lain dengan kondisi lokal kita, di mana sosok yang tidak jelas dengan mudah melemparkan tuduhan dan fitnah kepada tokoh-tokoh gerakan jihad Indonesia—entah lewat internet atau selebaran gelap—menyanjung satu tokoh dan menghujat tokoh lain. Sebuah perubahan cuaca gerakan yang sangat drastis dan mencurigakan, sehingga patut diduga menjadi bagian dari operasi intelijen musuh dalam rangka character assassination (pembunuhan karakter) tokoh-tokoh tertentu.(1)

Menciptakan suasana hiruk-pikuk penuh perbantahan dan perdebatan di kalangan mujahidin hanyalah satu dari sekian makar musuh-musuh Islam. Dalam video yang sama, Al-Libbi mengungkapkan dua makar lain. Pertama, penggunaan senjata untuk membunuh para mujahidin. Pertempuran face to face, mengerahkan segenap mesin-mesin perang untuk memberangus mujahidin. Sebuah tindakan nyata yang dapat didengar, dilihat dan dirasakan oleh siapapun, sebagaimana hari ini terjadi di Iraq, Afghanistan dan bumi jihad lainnya. Kedua, bersifat tersembunyi—sama seperti penciptaan suasana hiruk pikuk di atas, lebih kepada aksi intelijen. Yaitu, menyewa ulama-ulama suu’ agar mau mendeligitimasi jihad. Muncullah penafsiran-penafsiran aneh yang memandulkan makna jihad sehingga menyeleweng. Meski cukup efektif dalam mempengaruhi sebagian kaum Muslimin di satu sisi, di sisi lain terjadi kanalisasi pemikiran yang cukup kentara. Hanya manjur di kalangan awam, sementara ahlul ilm dan orang-orang yang jujur dapat membedakan mana fatwa pesanan dan mana yang bukan.

Selain tiga hal di atas yang di urai Al-Libbi, setidaknya masih tersisa dua hal yang menjadi strategi musuh dalam memberangus jihad dan mujahidin. Pertama, operasi sosial dengan penyebaran opini plus sedikit tekanan (intimidasi) sebagai senjata utama. Bagaimana menciptakan lingkungan sosial yang tidak mendukung jihad dan mujahidin. Sosok mujahid dicitrakan sebagai tukang pembuat onar dengan julukan teroris. Contoh kongkritnya belum lama kita rasakan saat pemakaman jenazah Urwah dkk—rahimahumullah. Betapa masyarakat yang sebenarnya adem-adem saja tiba-tiba disulut seolah benar-benar membenci para “teroris” tersebut. Rangkaian berita yang dimuat di media massa waktu itu sama sekali tidak mencantumkan rekayasa dan intimidasi oknum-oknum tertentu. Masyarakat dikondisikan sedemikian rupa untuk menjauhi jihad dan mujahidin. Sayangnya, pada saat berbarengan, terkadang para aktivis justru—entah mengapa—berucap dan bertindak kontra-produktif, yang malah membuat masyarakat lari dan membenci mereka. Klop sudah.

Terakhir, virus internal yang seringkali tidak disadari oleh kalangan aktivis jihad: infiltrasi dan provokasi. Musuh sengaja membantu mematangkan sebuah rencana aksi jihad, memprovokasi sebagian mujahidin untuk melakukan aksi-aksi prematur. Prematur dalam arti kurang mempertimbangkan kajian strategis bagi kelangsungan gerakan selanjutnya. Kalau pun terencana, semua data dan informasi kegiatan tersebut sudah dipantau oleh musuh. Tak jarang, tiba-tiba mereka hadir di kalangan jihadis sebagai sosok yang begitu bersemangat mendukung jihad. Bahkan menyatakan sanggup menyandang dana dan logistik. Sehingga ketika terjadi sebuah aksi, dengan gampang musuh mampu menggulung, dan melakukan hajat tersembunyi yang sengaja ditunggangkan kepada aksi tersebut. Pola semacam ini memiliki motif beragam. Bisa menjadi sarana pengalihan isu—saat musuh secara politis terdesak oleh lawan-lawan politiknya, atau sengaja menjadikan buah jihad itu matang sebelum waktunya, sehingga “dampak negatif” jihad bagi mereka mampu dilokalisir dan diantisipasi. Dampak destruktif bagi mereka tak sampai seperti kalau buah jihad matang dengan sempurna.

Sebagai dzirwatu sanam (puncaknya) Islam, ibadah jihad memiliki fadhilah yang jauh lebih tinggi daripada amal-amal lainnya. Itu pulalah yang menjadikan sebagian kaum Muslimin tak pernah absen menorehkan perjalanan jihad dari masa ke masa. Kita tentu tak ingin menjadikan jihad yang dibangun kaum Muslimin didasarkan pada suatu rekayasa yang malah dirancang oleh musuh-musuh Islam, untuk berbagai kepentingan mereka yang justru merugikan kaum Muslimin. Kita tentu tak rela bila ibadah jihad yang mengorbankan segala-galanya yang terbaik yang dimiliki umat Islam ini, buahnya malah dipetik oleh musuh-musuh Islam. Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menggembosi ruh dan amal jihad. Hanya sebuah ekspresi ketidakrelaan penulis bila telaga darah dan airmata yang telah dikucurkan umat ini berujung kepada sorak dan tawa kemenangan musuh, atas keberhasilan makarnya. Cukuplah Ali Moertopo dengan Opsus (Operasi Khusus) nya yang terkenal menjadi episode terakhir bagi tragedi jihad di negeri negeri ini. Tak ada lagi generasi penerusnya. Hasbunallah wa ni’mal wakiil.

(1) Sebuah akun facebook memuat hujatan kepada Ust. Abu Bakar Baasyir, sambil memuji (Alm.) Urwah dan Ust. Aman Abdurrahman—hafidzahullah. Betapapun perbedaan pendapat terjadi di kalangan aktivis jihad, tidak pernah menghujat dan menjatuhkan tokoh sekelas Ust. Abu Bakar Baasyir—hafidzahullah. Mencermati perilaku di internet, yang mencaci beliau biasanya mereka yang anti jihad. Kalau ada orang yang mengaku bersimpati kepada jihad dengan mengunggulkan satu tokoh, sementara pada saat bersamaan menjatuhkan tokoh yang lain, patut di duga merupakan operasi intelijen. Sebuah operasi yang pernah dilakukan Inggris saat menghancurkan gerakan Syaikh Ahmad Irfan (salah satu jamaah jihad tahun 1800-an) di India, dengan menghembuskan isu Wahabi di kalangan kabilah-kabilah Afghan.

Yang tak boleh dilupakan adalah strategi pembusukan karakter yang disarankan Rand Corporation. Lembaga think-tank antiteror tersebut pernah merekomendasikan pembusukan karakter tokoh jihad sebagai salah satu langkah untuk meredam aksi gerakan jihad di Indonesia.

[muslimdaily.net]

Selasa, 02 Februari 2010

Karena Kau Tak Cantik, Maafkan Aku Jika Terpaksa Pilih Dia


Malam sudah mendekati pagi, ketika hati ini masih menolak untuk disalahkan, walau merasa sangat bersalah. Baru beberapa menit sebelumnya mengakhiri perbincangan yang tidak mengenakkan dengan suami.

Suami tercinta yang meminta semua ini. Meminta agar saya terbuka, menceritakan apa yang disembunyikan di dalam hati (Ah seharusnya tanpa dimintapun aku harus terbuka, bukan?), yang pada mulanya telah saya tolak. Karena saya sangat yakin, jika saya mengungkapkan semuanya, bisa mengakibatkan dia terluka. Saya tidak ingin melukainya, karena saya mencintainya. Amat mencintainya. Selalu… selamanya…

Namun karena dia telah berjanji tidak akan mempermasalahkannya, akhirnya saya menceritakannya. Dan ternyata benar. Kami sama-sama terluka. Semoga Allah mengampuni kami, dan dia memaafkanku.

Diam-diam bathin ini merangkai kata, membentuk kalimat,

Cantik, anggun, menawan, mempesona, cerdas, kaya, berhati jahiliyah, berakhlak buruk.
Jelek/sedang (kan relative), miskin, tidak cukup cerdas, beriman, taat, shaliha, berakhlak baik.
Jelek/sedang (lagi-lagi relative) miskin, tidak cukup cerdas, berhati jahiliyah, tidak mengindahkan aturan Islam, berakhlak buruk.

Pilihan hanya tiga di atas. Karena yang, cantik, anggun, menawan, mempesona, shaliha, berakhlak baik, stoknya tidak selalu ada. Kalaupun ada, sudah keduluan orang lain. Kamu berada di posisi yang mana Ida?

Tidak sedikit pria beriman yang akhirnya memilih wanita kedua, karena ia memandang keimanan dan ketaatan si akhwat. Bukan rupa wajahnya, karena ia menyadari bahwa nilai kecantikan seorang wanita bukan terletak pada kecantikan rupanya. Melainkan pada akhlaknya. Jika akhlaknya bagus, insya Allah, dialah yang akan mampu diajak untuk menjalani biduk rumah tangga sakinah, mawadah, warohmah. Seperti yang didambakannya.

Wanita yang rupa wajahnya cantik memang akan mudah sekali dikenali pada saat pertama berjumpa. Namun, kecantikan yang terpancar dari aura keimanan wanita yang wajahnya tidak seberuntung wanita cantik, kadang baru akan bisa dikenali setelah beberapa waktu berdekatan. Dan ini tentu tidak akan merugikan ikhwan yang telah memilihnya untuk mendampingi perjuangannya. Karena sungguh, wanita dengan wajah tidak cantik namun shaliha, insya Allah akan lebih unggul dibanding wanita yang cantik namun berhati jahiliyah.

Lantas bagaimana dengan wanita yang tidak cantik namun berakhlak buruk? Berhati jahiliyah? Apalagi jika ketahuannya setelah dinikahi. Betapa malang yang menjadi suaminya! Dan fakta semacam ini banyak sekali terjadi di sekitar kita. Bahkan bisa jadi kita sendiri orangnya. Naudzubillah. Semoga tidak.

Saya kembali bertanya, apa yang ada pada dirimu, Ida? Mengapa kamu sampai hati berfikir yang bukan-bukan pada suamimu (LDL sering membuat pikiran ini berfikir buruk)? Jika kamu berusaha mentaatinya dalam rangka taat kepada Allah, maka, nilai kamu pada posisi yang kedua. Tapi jika kamu melakukan kebalikannya, maka kamu berada di posisi ke tiga. Betapa buruk dirimu!

Tanya itu masih bersambung, Ada berapa banyak di dunia ini wanita yang seperti ini?
Cantik tidak, kaya tidak, karir tiada, ilmu belum ada, menjadi shalihapun hanya pura-pura. Bagaimanalah ini?

Semula orang terpikat karena tampak kasalihahannya, tapi ternyata judesnya melebihi wanita-wanita jahiliyah? Apa yang bisa didapat seorang suami dari wanita semacam ini? Tekanan? Betapa kejam. Terakhir, jangan salahkan jika akhirnya para ikhwan memutuskan untuk memilih wanita yang cantik. Toh memilih yang jelekpun tetap tidak menghargai perintah agama!
Bisa jadi wanita cantik yang berakhlak buruk itu masih bisa dituntun ke jalan-Nya, untuk berbenah. Lha kalau wanita yang sudah tahu namun tidak menjalani? Bisa jadi sulit mengarahkannya. Wallahua’lam…

Intinya, untuk teman-teman muslimah yang saya cintai, jika antum merasa wajah tidak cantik. Percantiklah dirimu dengan akhlaqul karimah, agar kelak antum tidak mengecewakan suami antum. Semoga kelak menjadi para bidadari-bidadari surga di firdaus-Nya…

Semakin mendekatlah kepada-Nya. Saya sadar benar, akhir-akhir ini, saya memang merasa sangat jauh dengan Allah. Saya telah menjauh dari-Nya. Jarang mengaji, jarang qiyamul lail, sehingga sangat layak jika Allah, sering menegur dengan mendatangkan ujian-Nya. Dari penyakit yang nggak hilang-hilang. Hingga masalah-masalah kecil yang akhirnya menjadi besar. dan saya sadar semua adalah kelalaian saya pribadi.

Senin, 01 Februari 2010

Tips Mengenai Jihad dan Keamanan 2
Diposting pada Selasa, 14-04-2009 | 07:23:53 WIB

2. Penggunaan alat komunikasi dan pemakaian kata-kata yang salah.



Faktor yang sangat berbahaya bagi seorang Muslim adalah penggunaan alat komunikasi yang salah, seperti telepon, internet, dll. Siapapun yang telah menyadari kewajiban berjihad akan menjadi sasaran perhatian pihak badan keamanan. Para musuh tidak dapat membaca pikiran kita, [atau] melihat ke dalam hati kita, tetapi mereka dapat mencuri dengar secara diam-diam percakapan kita, membaca email-email [kita] dll.





Beroperasi 16 kali lebih cepat dari versi lama dalam mendeteksi transmitter audio dan video


* Cara termudah untuk mengetahui perasaan dan pikiran seseorang adalah dengan jalan menyadap dan menganalisa apa yang kamu katakan dan tuliskan, suatu penyadapan dasar telepon dan internet secara rahasia, untuk mencuri dengar percakapan telepon, e-mail, [pesan] chatting dan [postingan-postingan] pada forum...


Pengecekan telepon
(baca: menyadap telepon "sementara/selamanya")



* Sebuah ponsel juga merupakan sumber sinyal bagi alat pengawasan, oleh karenanya perlu untuk benar-benar mematikan telepon di lokasi-lokasi rahasia (apartemen, perumahan, tempat-tempat pertemuan dll.) dengan melepas baterai dan kartu simnya dari telepon, karena telepon tersebut kadang mengandung sumber energi tambahan untuk menyimpan pengaturannya[biasanya di dalam ponsel sudah terdapat baterai terintegrasi yang tidak bisa dilepas]. Telepon tersebut boleh kamu hidupkan hanya dalam keadaan yang sangat-sangat terpaksa, dan hanya dilakukan selama perjalanan (dalam mobil, bis, dll.).


* Perlu diketahui bahwa pengawasan melalui ponsel bisa saja disetel berdasarkan suara tertentu, karenanya tidak ada gunanya mengganti nomer telepon ataupun telepon itu sendiri bagi seorang yang telah berada dalam pengawasan "berdasarkan suara". Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, [sebagai gantinya] sebaiknya menggunakan sms saja.



* Seorang mujahid yang pernyataannya telah diterbitkan, seharusnya tahu bahwa suaranya akan tersimpan dalam suatu database elektromagnetik intelijen kuffar, dan setiap percakapan teleponnya akan terekam secara otomatis.


* Harus benar-benar diingat bahwa tidak ada satupun telepon yang aman: telepon yang anda gunakan untuk menghubungi kerabat-kerabat anda, telepon yang hanya digunakan untuk akses internet, [telepon-telepon tersebut] menyediakan sumber informasi yang sama tentang lokasi anda. Ingat: bukan teleponnya yang tidak aman, tapi kamulah yang nggak aman. Kapan saja anda menghidupkan telepon anda, itu sudah cukup menjadi alasan untuk menjadikan anda sebagai sasaran.


* Berdasarkan data statistik badan keamanan Rusia, selama beberapa tahun terakhir, terdapat sekitar 80-90% operasi-operasi terhadap Mujahidin yang berhasil dilaksanakan setelah dilakukan pengawasan dan penyadapan ponsel.

Orion ini ampuh untuk mendeteksi tape recorder,
kamera chip, remote control transmitter tersembunyi



* Seluruh Mujahidin harus diberi instruksi tentang penggunaan segala jenis alat komunikasi, dan pelanggaran intruksi tersebut dalam bentuk apapun harus dihukum secara tegas. Yakni apabila menyalakan telepon di tempat-tempat atau pada saat yang dianggap tidak aman serta melanggar instruksi-instruksi tadi.


* Aktivitas internet juga harus diatur oleh peraturan keamanan. Mengunjungi situs-situs web seperti kavkazcenter.com jelas pasti dikontrol secara ketat oleh badan keamanan. Selain itu, lebih-lebih terhadap pengunjung sumber informasi non-Muslim, seperti ingushetia.org atau kavkaz-uzel.ru, walaupun hanya membaca berita tentang aksi-aksi militer dan peristiwa-peristiwa serupa, itu juga menarik perhatian pihak badan keamanan.


* E-mail juga merupakan sumber informasi yang dapat diakses dengan mudah. Menjebol password akun email tidaklah sulit bagi hacker yang lebih kurang telah berpengalaman. Semua emailmu yang tersimpan pada server-server yang berlokasi di Rusia, jelas dapat diakses oleh polisi [Rusia] manapun. Oleh karenanya anda harus menggunakan layanan email non-Rusia dan secara rutin (setidaknya sekali dalam dua pekan) mengganti password-password yang anda miliki. Dan jangan tulis apapun yang dapat menarik perhatian musuh! Semua email di seluruh dunia selalu akan melalui sistem otomatis yang menampakkan apa yang kita kenal sebagai keyword "kata kunci". Asal kamu tahu saja bahwa kata "subhanallah" termasuk dalam kata-kata kunci tersebut. Bisa juga digunakan pesan email terenskripsi [tulisan hanya akan terlihat seperti kode-kode tak beraturan, dan hanya bisa dibaca setelah enkripsi dibuka]


* Jika orang tersebut tidak mampu memenuhi persyaratan keamanan, lebih baik keluarkan saja dia dari Jama`ah, daripada menyebabkan umat Islam lainnya terseret ke dalam bahaya fatal yang dapat menyebabkan kematian.


Misalnya, seorang Mujahid muda yang tiba di suatu apartemen rahasia dan sedang menunggu untuk masuk ke hutan, telah diperingatkan bahwa ia tidak boleh menelpon kemanapun juga dari teleponnya, tetapi kemudian ia terdengar berbicara di teleponnya serupa dengan ini: "Nggak, akhi, aku nggak bisa bilang padamu di mana aku sekarang, nggak aman nih, aku nggak bisa membahayakan ikhwan-ikhwan yang lain." Dari luar, hal seperti ini bisa saja tampak seolah-olah Mujahid ini benar-benar bodoh, tetapi masalahnya adalah bahwa begitu banyak ikhwan-ikhwan yang menganggap dirinya pintar, tapi berkelakuan seperti ini.


Percakapan seperti itu tidak akan menyisakan suatu keraguan dalam benak polisi manapun, apalagi seorang spesialis yang memang sedang mengadakan pengawasan. Kami hanya akan menambahkan, bahwa selang beberapa waktu kemudian apartemen tersebut digerebek, dan tiga Mujahidin yang selalu berhati-hati dan berpengalaman terbunuh. Dan jika kebodohan Mujahid muda itu dengan melakukan pembicaraan di telepon dapat menyebabkan mereka terbunuh, maka ia harus berfikir, apa yang akan ia katakan sebagai alasan di Hari Pembalasan.


* Buruknya kualitas komunikasi seluler merupakan suatu tanda bahaya. Jika tiba-tiba anda tidak dapat menelepon dari suatu tempat, yang sebelumnya di kawasan itu anda tidak memiliki masalah saat menelepon, maka kemungkinan ada pemancar pengawas yang bekerja di areamu, dan anda harus segera meninggalkan kawasan tersebut.


* Jika Anda menelepon seseorang dan panggilan itu telah sampai, tapi tak seorangpun yang menjawabnya, itu mungkin suatu tanda bahwa orang tersebut ditangkap, dan orang-orang kafir mengecek siapa yang menelponnya.


* Hal yang pertama-pertama diperiksa oleh orang-orang kafir setelah menangkap seorang yang diduga memiliki link dengan Mujahidin, adalah kartu-kartu SIM dari ponsel mereka. Demi mencapai [tujuan] ini mereka menggunakan seluruh laboratorium yang berpangkalan di GAZelle [mobil van], yang berisi berbagai perangkat keras.



* Semua lokasi-lokasi rahasia, sama halnya seperti sasaran kerja (orang-orang kafir, murtadin, jenis-jenis senjata, jenis-jenis mobil, nama-nama kelompok Mujahidin dll.) sebaiknya disandikan dengan sandi yang telah disepakati sebelumnya, untuk mencegah percakapan seperti: "yuk kita ketemu di tempat di mana kamu telah bertemu dengan teman-teman lainnya kemarin dulu" - "teman apa sih?" - "itu lho yang kerja dengan Abdullah" - "Abdullah apa sih, senior atau yunior?" - "itu lho yang tangannya tidak cukup berfungsi" - "yang saudaranya sudah nikah... dan di mana kita harus bertemu?..." dll.



Perlu diketahui bahwa orang-orang kafir bisa saja menggunakan peralatan yang fungsinya untuk mencuri dengar dari jarak jauh, yang memungkinkan untuk mendengarkan percakapan di dalam sebuah rumah atau bahkan mobil yang melintas dari jarak 80-100 meter. Oleh karenanya bila anda berada di suatu tempat yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas mencuri dengar, sebaiknya anda diam saja atau berbicara dengan cara yang bisa membuat orang yang mencuri dengar itu merasa tersesat dalam ketidakmengertian. Secara umum, lebih baik diam dan tidak banyak bicara!


3. Bocornya informasi melalui keluarga atau teman dekat


Masalahnya tampak jelas, namun bagaimanapun, masih banyak ikhwan-ikhwan yang tidak dapat mencari solusinya. Kali ini anda harus ingat dan ini terakhir kalinya: jika anda sendiri tidak dapat menyimpan rahasia anda sendiri, maka dijamin orang yang anda beritahukan rahasiamu kepadanya, sama sekali tidak akan bisa menyimpan rahasiamu.


Rahasia tentang jihad, rahasia militer merupakan rahasia yang terlarang untuk mengatakannya kepada siapapun, bahkan kepada orang yang paling layak kita percaya. Mujahid bisa saja berbicara tanpa berpikir, atau dia akan dipaksa bicara setelah disiksa atau dibuat mabuk. Seorang istri bisa jadi dia berbagi cerita dengan ibunya, dan ibunya ini akan mengatakan pada
teman-temannya dan kerabatnya...


Variasi kejadian tersebut tidak terhitung, tetapi itu semua menyebabkan satu hal: bahwa apa yang tadinya hanya diketahui oleh dua orang saja, akhirnya diketahui oleh semua orang.


Dalam keadaan apapun, setiap pertukaran informasi haruslah diperkuat (tidaklah diperkenankan mengatakan rahasia sebagai suatu contoh atau untuk meningkatkan semangat juang) dan diminimalkan (jika kamu tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari istrimu, maka istrimu harus diingatkan untuk tidak mengatakannya kepada ibunya atau teman-temannya yang dapat ia percaya sekalipun).


Kadang-kadang beberapa kaum Muslim begitu naif, mereka berfikir bahwa pertalian kekerabatan akan mencegah pasukan kafir dari melukai mereka. Harus dipahami dengan jelas, bahwa pahitnya perang di Kaukakus betul-betul telah mencapai derajat tinggi, di mana para "polisi" lokal tidak ragu-ragu menembak, menculik dan menyiksa keluarga mereka yang "militan" atau mereka "yang dicurigai memiliki link-link dengan para militan." (ص'l/muslimdaily.net)